Poin utama
- Pentingnya pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) secara lestari serta pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) secara terpadu telah dipahami, tetapi belum sepenuhnya dihayati apalagi dilaksanakan oleh para stakeholder.
- Pengalaman pendampingan masyarakat menunjukkan bahwa pengelolaan satu jenis HHBK tradisional seperti tengkawang, mulai dari budi daya (hulu) sampai pemasaran (hilir) dapat menjadi pintu masuk pengelolaan bentang alam di DAS Labian-Leboyan.
- Pelajaran dari kegiatan di beberapa komunitas Dayak Iban menunjukkan bahwa pendampingan dari luar desa penting, karena dapat mempercepat proses kerjasama masyarakat desa dengan kelompok kepentingan di luar desa; dan membantu dalam penyusunan strategi lokal yang memadukan pengetahuan modern dengan pengetahuan tradisional dan aturan adat.
Download:
DOI:
https://doi.org/10.17528/cifor/007703Altmetric score:
Dimensions Citation Count:
Publication year
2020
Authors
Heri, V.; Bakara, D.O.; Hermanto; Mulyana, A.; Moeliono, M.; Yuliani, E.L.
Language
Indonesian
Keywords
watershed management, nontimber forest products, community forestry
Geographic
Indonesia