CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Dari tanaman pangan ke tanaman komersial: Memahami pendorong pemilihan makanan dalam konteks lajunya perubahan lahan pertanian di Indonesia

Export citation

Informasi utama

  • Masyarakat Dayak di Kalimantan Barat, yang menerapkan pertanian tradisional, mengkonsumsi lebih banyak buah-buahan dan ikan dibanding masyarakat desa di lokasi budidaya kelapa sawit. Sementara, di lokasi penelitian di Papua, masyarakat yang berburu dan memetik hasil hutan, mengkonsumsi lebih banyak buah-buahan, ikan dan daging dibanding masyarakat Papua yang bekerja di sektor kelapa sawit.
  • Masyarakat dari kelompok pekerja kelapa sawit juga ditemukan lebih banyak mengkonsumsi makanan olahan yang dapat memicu penyakit kronis seperti sakit jantung dan diabetes.
  • Anak-anak dari keluarga yang bekerja di kelapa sawit lebih banyak mengkonsumsi produk susu dan telur dibanding anak-anak dari keluarga petani tradisional, berburu dan memetik hasil hutan.
  • Asupan makan dari masyarakat yang hidup di lingkungan tradisional tergolong dalam kategori yang sehat, bahkan dalam beberapa aspek lebih sehat dari pada makanan ‘modern’.
  • Di kedua lokasi penelitian kami, Di kedua lokasi penelitian kami, kami temukan penderita kekurangan gizi (pendek, kurus, berat badan kurang, dan anemia) dan juga kelebihan gizi (berat badan lebih dan obesitas). Di lokasi kelapa sawit Kalimantan Barat, jumlah anak di bawah lima tahun yang kurus (wasting), lebih banyak dibandingkan dengan anak dari keluarga petani tradisional. Adapun di Papua, tingkat anemia lebih tinggi terdapat pada ibu yang bekerja di kelapa sawit, dibanding ibu dari keluarga tradisional. gizi (berat badan lebih dan obesitas). Di lokasi kelapa sawit Kalimantan Barat, jumlah anak di bawah lima tahun yang kurus (wasting), lebih banyak dibandingkan dengan anak dari keluarga petani tradisional adapun di Papua, tingkat anemia lebih tinggi terdapat pada ibu yang bekerja di kelapa sawit, dibanding ibu dari keluarga tradisional.
  • Berbagai usulan program disarankan untuk diterapkan supaya mendorong masyarakat menjaga konsumsi makanan tradisional yang sehat dan menghindari terlalu banyak makanan olahan dan gula. Upaya ini akan mendorong masyarakat untuk mendapatkan manfaat dari adanya pasar yang terintegrasi tanpa kehilangan manfaat makanan tradisional.
  • Berbagai makanan yang bersumber dari alam dapat berkontribusi dapat berkontribusi pada asupan makan yang sehat. Akses ke hutan akan membantu memastikan supaya masyarakat dapat mengkonsumsi lebih banyak makanan yang kaya zat gizi.
  • Di Papua, ditemukan, bahwa masyarakat mengalihkan makanan pokoknya dari sagu ke beras. Implikasi kesehatan dan gizinya memang belum diketahui secara pasti, namun terdapat resiko bahwa nilai budaya konsumsi sagu akan menghilang.

Download:

DOI:
https://doi.org/10.17528/cifor/007418
Altmetric score:
Dimensions Citation Count:

Related publications