Pesan kunci
- Menyediakan permodalan jangka panjang bagi petani, terutama untuk peremajaan, berpotensi mendorong rantai nilai yang lebih berkelanjutan dalam produksi kelapa sawit. Upaya ini diperlukan sejalan dengan permintaan minyak kelapa sawit yang diperkirakan akan meningkat pada dekade mendatang.
- Perbankan enggan menyediakan permodalan bagi pekebun sawit karena biaya dan risiko yang tinggi. Padahal petani sangat memerlukan modal terutama untuk melakukan peremajaan. Minimnya akses petani pada permodalan dapat mengarah pada deforestasi (‘tebang dan bakar’), penggunaan bibit berkualitas rendah dan praktik pertanian tak berkelanjutan lainnya.
- Dengan menyediakan akses permodalan jangka panjang, petani kelapa sawit terdorong untuk melakukan peremajaan, bukan memperluas lahan dengan melakukan deforestasi. Diperlukan pula dukungan bagi petani agar memiliki alternatif mata pencaharian untuk mengisi kekosongan penghasilan selama 3-5 tahun setelah penanaman. Menyadari peran penting petani dalam memenuhi permintaan global minyak sawit yang semakin tinggi, muncul berbagai skema permodalan inovatif dari sektor swasta, bank komersial, investor, lembaga permodalan pembangunan dan pemerintah.
- Tulisan ini mengevaluasi berbagai kebijakan dan skema permodalan, sekaligus dampaknya bagi pendapatan petani, praktik yang lestari dan lingkungan pada industri minyak sawit di Indonesia dan Malaysia. Tulisan ini juga menganalisis skema permodalan yang dapat mendukung pembangunan kelapa sawit lestari oleh petani sehingga pasokan petani dapat terjaga atau diperluas dengan menyempurnakan praktik berkelanjutan.
Download:
DOI:
https://doi.org/10.17528/cifor/006895Altmetric score:
Dimensions Citation Count:
Publication year
2018
Authors
Bronkhorst, E.; Cavallo, E.; van Dorth tot Medler, M.; Klinghammer, S.; Smit, H.H.; Gijsenbergh, A.; van der Laan, C.
Language
Indonesian
Keywords
oil palms, finance, sustainable development, policy, supply chain
Geographic
Malaysia, Indonesia