CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Kajian kondisi hidrologis DAS Talau, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur

Export citation

Tulisan ini menyajikan hasil dari suatu ‘penilaian cepat’ mengenai kondisi hidrologis di DAS Talau, Kabupaten Belu di Nusa Tenggara Timur (Indonesia). Tujuan utama studi ini adalah untuk mengkaji kondisi hidrologis DAS Talau dalam memberikan informasi mengenai apa dan dimana sistem pembayaran jasa perlindungan DAS dapat dilakukan. DAS Talau memiliki iklim yang keri ng, dengan rata-rata presipitasi ( precipitation ) tahunan sekitar 1600 mm/tahun. Sekitar 95% curah hujan terjadi dalam kurun waktu 4 bulan pada musim hujan, sehingga sisa bulan lainnya berada dalam kondisi yang kering. Karena itulah, tutupan lahan yang dominan di DAS Talau adalah padang rumput. Mata air merupakan sumber air utama bagi masy arakat di wilayah ini. Fokus utama studi ini adalah mata air Lahurus, dimana mata air dima nfaatkan oleh masyarakat untuk konsumsi rumah tangga dan irigasi pertanian, serta juga oleh perusahaan air minum negara (PDAM) untuk air minum masyarakat di daerah lain. Survey pengetahuan lokal pada masyarakat set empat dan para pembuat keputusan sebagai stakeholder di DAS Talau menunjukkan pe mahaman hidrologis sebagai berikut: 1. Sensitivitas terhadap variabilitas iklim dan ketidakseimbangan permintaan dan ketersediaan air terutama pada musim kering, yang mengakibatkan: a. Debit air yang rendah dan kekurangan air pada musim kering baik untuk keperluan rumah tangga (air minu m, mencuci, memasak) maupun untuk keperluan pertanian; b. Kurangnya kemampuan untuk menyimpan air pada musim hujan (ketika air berlebih), dan masalah kekur angan air pada musim kering 2. Erosi tanah yang dapat mena mbah masalah degradasi Masyarakat lokal dan para pembuat keb ijakan di Talau umumnya sependapat bahwa pengelolaan lahan yang baik perlu dilakukan untuk memperbaiki kondisi tanah dan mengurangi degradasi DAS lebih lanjut. Kegiatan sepe rti penanaman pohon dan pe mbuatan lubang angin atau rorak dapat membantu mengatasi perma salahan hidrologi yang mereka hadapi.

DOI:
https://doi.org/10.5716/WP15424.PDF
Altmetric score:
Dimensions Citation Count:

Related publications