CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Analisis ekonomi sistem wanatani berbasis karet rakyat di Kalimantan Barat: implikasi bagi pengembangan karet

Export citation

Analisis neraca usaha tani merupakan alat untuk memahami kinerja ekonomi dari suatu kegiatan pertanian, utamanya digunakan untuk menilai dampak dari intervensi teknologi, perubahan harga dan kebijakan. Analisis tersebut membantu memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kelebihan dan kekurangan dari beragam kegiatan pertanian. Analisis usaha tani yang disajikan dalam makalah ini menggunakan perangkat lunak Olympe, yaitu perangkat lunak pemodelan usaha tani yang dikembangkan oleh Institut National ded la Recherche Agronomique (INRA), Agricultural Research Centre for International Development (CIRAD) dan Mediterranean Agronomic Institite of Montpellier (IAMM). Sebagai salah satu perangkat lunak pemodelan sistem usaha tani, olympe merupakan alat bantu yang cukup efisien dalam memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kondisi petani dan mengaitkannya dengan inovasi dan praktik teknis. Serangkaian analisis dapat dilakukan termasuk dampak ekonomis dari pemilihan suatu teknik, pengaruh ketidakteraturan iklim ataupun kondisi ekonomi, dan dampak lingkungan dari penggunaan lahan. Teknologi sistem wanatani berbasis karet (RAS) di Sanggau, Kalimantan barat, dikembangkan untuk diadaptasi oleh petani kecil yang modalnya terbatas. Hasil penelitian dan kajian menggunakan Olympe menunjukkan bahwa walaupun RAS membutuhkan modal yang lebih besar, profitabilitas lahan dan penerimaan petani (return to labor) memiliki nilai yang lebih besar bila dibandingkan dengan sistem karet tradisional petani. Penerimaan petani pada RAS bisa lebih tinggi dari penerimaan petani pada sistem usaha tani karet monokultur yang biasanya dilakukan secara intensif. Studi ini menyimpulkan bahwa teknologi RAS memiliki kelebihan dari segi ekonomi dan lingkungan dibandingkan sistem budidaya karet monokultur dan kelapa sawit monokultur.

Related publications