CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Masyarakat Adat dan Ekspansi Perkebunan Kelapa Sawit di Kalimantan Barat, Indonesia

Export citation

Telah banyak penelitian yang dilakukan melihat hubungan antara, semakin langkanya sumberdaya alam dan timbulnya konflik yang melibatkan kekerasan. Namun hubungan antara kedua fenomena ini dengan degradasi lingkungan hidup dan implikasinya bagi masyarakat adat masih belum terlalu banyak dipahami. Pada tiga studi kasus yang dilakukan pada pada empat kelompok sub-etnis masyarakat adat Dayak Bidayuh (Hibun, Sami, Jangkang dan Pompang) menggambarkan konflik dan kolaborasi antara masyarakat adat di Kalimantan Barat dalam kaitannya dengan ekspansi perkebunan kelapa sawit atas tanah adat mereka. Kajian ini tidak bertujuan untuk menyajikan besarnya konflik secara kwantitatif, misal jumlah orang atau rumah tangga yang terkena akibat konflik dan luasan tanah yang diambil oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit, tetapi kajian ini berusaha menampilkan aspek aspek kwalitas dari konflik berupa perasaan masyarakat adatnya, usaha usaha penyelesaian konflik dan akibatnya bagi kelembagaan masyarakat adat dan wilayah adatnya. Walaupun studi ini tidak mewakili seluruh kejadian di Kalimantan Barat, akan tetapi memberikan gambaran yang cukup lengkap bagaimana masyarakat di pedesaan Kalimantan Barat mengahadapi perkebunan kelapa sawit skala besar dan bagaimana mereka berhadapan dengan kesempatan serta konflik yang diakibatkan oleh cara perkebunan memulai usahanya. Studi kasus yang dipaparkan mewakili kondisi dan tahapan konflik yang berbeda antara perkebunan kelapa sawit dan masyarakat adat yang secara indikatif menggambarkan situasi yang terjadi pada masyarakat adat di luar Kalimantan Barat. Penulis berpendapat bahwa situasi konflik yang serupa telah terjadi di Sumatera pada tahun 1970-1980s dan sedang atau akan segera terjadi di Papua, Sulawesi, dan kepulauan kecil di Indonesia Timur, seiring dengan ekspansi perkebunan kelapa sawit kearah Indonesia Timur.

Related publications