CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Uji simulasi WaNuLCAS (Water. Nutrient and Light Capture in Agroforestry System) terhadap kandungan N Mineral tanah pada berbagai sistem agroforestri di Lampung Utara

Export citation

Pada tanah-tanah masam kebanyakan telah kehilangan mineral primernya dan memiliki liat kaolinit yang didominasi oleh oksida besi dan aluminium, sehingga status haranya rendah terutama kandungan N. Sebagian besar N mudah mengalami perubahan di dalam tanah yang dilakukan oleh mikroorganisme dan hilang dari tanaman disebabkan oleh penguapan, pencucian, denitrifikasi dan penyerapan hara oleh tanaman (Sanches, 1992). Penelitian dinamika N pada sistem agroforestri perlu bantuan simulasi model. Salah satu metode pendugaan kandungan N pada sistem agroforestri adalah model WaNuLCAS. Model ini mensintesis proses penyerapan air, hara dan cahaya pada aneka tumpangsari pepohonan dan tanaman semusim (Van Noordwijk dan Lusiana, 2001). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan N mineral tanah pada beberapa sistem agroforestri dan menguji model WaNuLCAS. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2003. Percobaan lapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat sistem agroforestri dan satu monokultur diulang tiga kali. Kelima sistem itu adalah: (a) Mahoni+ubikayu, (b) Sengon+ubikayu, (c) Karet+ubikayu, (d) Kelapa dan (e) Ubikayu monokultur. Pengamatan dilakukan 8 kali yaitu : 3 hari sebelum tanam, 18,28,34,51,68,101 dan 128 HST pada kedalaman 0-5 dan 5-10 cm. Pada pengamatan hari ke 18, 28, 68 dan 128 juga diukur pada kedalaman 10-40,40-80 dan 80-120 cm. Kadar N mineral tanah diukur dengan menggunakan metode Flow Injection Analysis (FIA). Data pengamatan dianalisa dengan analisa sidik ragam, bila ada pengaruh nyata antara perlakuan dilakukan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) tarat 5 %. Simulasi model yang dilakukan pada penelitian ini untuk melihat dua parameter neraca N yaitu: (1) dinamika kandungan N mineral pada beberapa sistem agroforestri (2) Uji sensitifitas model untuk parameter fraksi nitrat. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi N mineral sampai kedalaman 40 cm pada sistem agroforestri lebih tinggi daripada sistem ubikayu monokultur, sedangkan pada kedalaman lebih dari 40 cm sebaliknya. Konsentrasi N mineral dalam profil tanah pada semua sistem cenderung menu run dengan waktu. Pada sistem-sistem Mahoni+ubikayu, Sengon+ubikayu dan Karet+Unikayu konsentrasi N mineral sangat fluktuatif (naik-turun), mengikuti masukan bahan organik atau pupuk N. Nisbah amonium dan nitrat (A/N ratio) di seluruh profil pada sistem agroforestri lebih tinggi dibanding sistem monokultur. Nisbah A/N berubah-ubah (naik dan turun) sepanjang musim tanam. Uji hubungan linier antara hasil simulasi N mineral pada kedalaman 0-10 cm dengan hasil pengukuran lapangan tidak nyata (R2 = 0.3376). Sebaran data menunjukkan bahwa hasil simulasi N mineral dengan model WaNuLCAS hampir selalu lebih rendah dibanding hasil pengukuran lapangan, kecuali hasil simulasi pada 51 HST. Kekecualian ini terkait dengan adanya pemupukan N yang dilakukan seminggu sebelumnya. Sementara itu, hubungan antara hasil simulasi N mineral pada kedalaman 0-120 cm dengan hasil pengukuran lapangan juga tidak nyata (R2= 0.4496), namun memiliki pola sebaran yang lebih acak.
    Publication year

    2004

    Authors

    Wahyuni N S

    Language

    Indonesian

    Geographic

    Indonesia

Related publications