CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Dampak konversi hutan menjadi kebun kopi monokultur terhadap perubahan fungsi hidrologis di Sumberjaya, Lampung Barat

Export citation

Hutan yang memiliki tajuk yang rapat dan berlapis-lapis, perakaran yang intensif dan dalam serta lapisan seresah yang ada di permukaan tanah berfungsi sebagai penjaga keseimbangan sistem hidrologi dan pengendali erosi yang efektif. Peningkatan konversi hutan menjadi kebun kopi monokultur dalam beberapa tahun terakhir ini mengindikasikan terjadinya perubahan kemampuan lahan dalam menjaga keseimbangan sistem hidrologi dan pengendali erosi di Sumberjaya, Lampung Barat. Berdasarkan kenyataan tersebut maka dilakukan penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk mengetahui laju infiltrasi, limpasan permukaan dan erosi yang merupakan parameter perubahan fungsi hidrologis. Pengamatan dilakukan pada hutan sebagai kontrol dan pada berbagai umur tanaman kopi (1, 3, 7 dan 10 tahun). Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah, 1) hutan memiliki laju infiltrasi yang lebih tinggi, limpasan permukaan dan erosi yang lebih kecil daripada kebun kopi monokultur, 2) laju infiltrasi akan semakin tinggi, limpasan permukaan dan erosi akan semakin kecil dengan semakin dewasanya tanaman kopi. Penelitian ini merupakan bagian dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh ICRAF-SEA di Sumberjaya, Lampung Barat. Penelitian di lapangan dilaksanakan di Dusun Bodong Sumberjaya pada bulan Januari -Juli 2001. Kriteria lokasi pengamatan pada berbagai umur tanaman kopi ditetapkan berdasarkan, 1) sejarah lahan yang berasal dari hutan, 2) belum pemah diterapkan teknik-teknik konservasi secara mekanik, dan 3) kelerengan lahan yang dipilih sebesar 30°. Penetapan lokasi pengamatan berdasarkan umur tanaman kopi (1, 3, 7 dan 10 tahun) dilakukan dengan cara wawancara dengan petani, survei lapangan dan diperkuat dengan peta topografi tahun 1976, 1986 daD 1995 dari Jantop TNI-AD. Pengukuran laju infiltrasi pada setiap lokasi pengamatan dilakukan dengan alat Rainfall Simulator, sedangkan pengukuran limpasan permukaan dan erosi dilakukan dari plot erosi yang berukuran 40 m2. Data hasil pengukuran laju infiltrasi dianalisis berdasarkan simple linear regresi with group (Genstat 532) untuk mengetahui perbedaan laju infiltrasi konstan antar perlakuan, sedangkan data limpasan pennukaan dan erosi dianalisis dengan uji F (analisis ragam) yang dilanjutkan dengan analisis uji BNT 5 %. Hasil analisis laju infiltrasi konstan menunjukkan hutan memiliki nilai tertinggi dan berbeda nyata dari perlakuan lainnya sebesar 1.84 mm menit-l, sedangkan kopi 3 tahun memiliki nilai terkecil sebesar 0.23 mm menit-l. Hasil pengukuran limpasan permukaan kumulatif selama periode pengamatan menunjukkan hutan memiliki nilai terkecil sebesar 27.1 mm dan kopi 3 tahun memiliki nilai tertinggi sebesar 134.3 mm. Nilai erosi kumulatif selama periode pengamatan menunjukkan hutan, kopi 7 dan 10 tahun memiliki nilai terkecil dan tidak berbeda nyata, sedangkan kopi 1 dan 3 tahun memiliki nilai tertinggi.
    Publication year

    2002

    Authors

    Noveras H

    Language

    Indonesian

    Geographic

    Indonesia

Related publications