CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Peranan cacing tanah dan perakaran tanaman pagar terhadap porositas tanah pada sistem budidaya pagar

Export citation

Tanaman pagar berperan penting terhadap dinamika populasi cacing tanah dalam sistem budidaya pagar. Masukan bahan organik (BO) asal akar dan pangkasan tajuk, serta naungan tajuk tanaman pagar berpengaruh positif terhadap populasi cacing tanah. Di lain pihak cacing tanah dan perakaran tanaman pagar merupakan salah satu faktor yang mampu mempengaruhi porositas tanah di dalam sistem budidaya pagar. Pengaruh ini berasal dari aktifitas cacing tanah mernbuat lubang, memakan lalu menghaluskan tanah, dan memproduksi "cast". Sedangkan pengaruh akar berasal dari gerakannya menernbus tanah, meninggalkan rongga bekas akar mati, serta peranan akar sebagai sumber masukan BO. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari : (1) pengaruh kualitas masukan BO asal pangkasan tajuk tanaman pagar terhadap populasi cacing tanah, (2) pengaruh jarak habitat dari tanaman pagar terhadap populasi cacing tanah, serta (3) pengaruh cacing tanah dan akar tanaman pagar terhadap porositas tanah. Percobaan dilakukan pada Proyek Penelitian BMSF (Biological Management of Soil Fertility) di Lampung Utara, selama, puncak musim. hujan 1997/1998 (bulan Januari-Maret 1998), pada jenis tanah Grossarenic Kandiudult. Perlakuan faktorial disusun menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdapat 2 perlakuan (faktor) yaitu spesies dan zona. Spesies adalah jenis tanaman pagar, meliputi Peltophorum dassyrachis (tajuknya berkualitas lebih rendah), Gliriddia sepium (tajuknya berkualitas lebih tinggi), serta campuran antara. keduanya (mixed). Sedangkan zona adalah jarak (cm) dari barisan tanaman pagar, meliputi 25 cm (Zona-1), 95 cm. (Zona-2), dan 185 cm (Zona-3). Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada lahan yang mendapatkan masukan BO berkualitas rendah asal pangkasan tajuk tanaman pagar Peltophorum terdapat jumlah cacing tanah (69 ekor m-1), berat basah cacing tanah (7 g m2), dan berat kering "cast" cacing tanah (130 g m-2 bulan-1) yang lebih tinggi daripada yang mendapatkan masukan BO berkualitas tinggi asal tajuk Gliriddia (jumlah cacing 22 ekor m-2, berat basah cacing 1 g m-2, dan berat kering "cast" cacing tanah 53 g m-2 bulan-1). I Jumlah, berat basah, dan berat kering "cast" cacing tanah berkurang bila habitatnya semakin jauh dari barisan tanaman pagar, hal' ini berkaitan dengan adanya peningkatan suhu tanah akibat perubahan intensitas naungan tajuk tanaman pagar, serta adanya penurunan jumlah biomasa akar (Drv) tanaman pagar pada kedalaman 0-5 cm. Peningkatan pdpulasi cacing tanah berpengaruh terhadap peningkatan junilah semua jenis pori tanah pada kedalaman 5-20 crn, sedangkan pada kedalarnan 20-40 cm pengaruh tersebut hanya terhadap jumlah pori air tersedia. Peningkatan Drv tanaman pagar berpengaruh terhadap peningkatan jumlah pori air tersedia pada kedalaman 2040 cm, sedangkan Lrv tanaman pagar berpengaruh terhadap jumlah pori drainase pada kedalaman yang sarna.
    Publication year

    1999

    Authors

    Wirastanto

    Language

    Indonesian

    Geographic

    Indonesia

Related publications