CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Pengaruh berbagai masukan bahan organik pada kondisi yang semi terkontrol (Killsom-Addsom) terhadap respirasi tanah di ultisol Lampung

Export citation

Percobaan ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kisaran besarnya respirasi tanah pada Ultisol Lampung untuk menentukan metode pengukuran respirasi tanah (meliputi teknik pengukuran di lapangan dan analisa laboratorium) yang paling tepat (2) mempelajari aktivitas mikrobia tanah pada petak lahan dengan asal masukan bahan organik yang berbeda dan masukan bahan organik yang berbeda kualitas, (3) mengetahui korelasi antara besamya, respirasi tanah dengan beberapa parameter tanah, dan (4) mengetahui parameter organik tanah (indikator) yang paling baik untuk menunjukkan pengaruh perbedaan kualitas dan asal masukan bahan organik (tajuk akar) ke dalam tanah. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Biological Management of Soil Fertility (BMSF) di Lampung pada akhir musim hujan bulan April-Mei 1998 pada Lokasi Percobaan 19 (Killsom-Addsom). Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Petak utamanya, adalah kualitas bahan organik (spesies tanaman), terdiri dari 4 petak utama, yaltu Peltophorum, Gliricidia, Imperata, dan Hutan. Sedangkan anak petak merupakan asal masukan bahan organik, terdiri darl 5 anak petak, yaltu A (tajuk+akar), B (akar), C (tajuk), D (tanpa masukan bahan prganik), dan E (tanpa masukan bahan organik dengan pencangkulan di awal pembuatan petak). Pengukuran di lapangan dilakukan terhadap: (1) respirasi tanah (g m-1 ha-1' C02), (2) kadar kelembaban tanah (%), (3) bobot isi tanah (g cm-3), (4) fraksionasi bahan organik (g kg-1), (5) C organik tanah (%), (6) N total tanah (%), dan (7) pH tanah. Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa ternyata kualitas seresah tidak berpengaruh nyata terhadap respirasi tanah. Respirasi tanah pada Irnperata (kualitas rendah) temyata, lebih tinggi dari respirasi tanah pada Gliricidia (kuatas tinggi). Hal ini diduga disebabkan oleh karena kondisi pada petak Imperata yang tidak memiliki naungan sehingga, radiasi matahari dapat langsung masuk kedalam petak sehingga menyebabkan suhu di petak pengamatan menjadi tinggi dan ini menyebabkan meningkatnya respirasi tanah sehingga penggunaan chamber untuk pengukuran pada petak-petak terbuka perlu, dipertimbangkan karena. dapat menimbulkan over-estimate. Respirasi tanah nyata dipengaruhi oleh perlakuan asal masukan bahan organik. Respirasi tanah tertinggi akan ditemukan pada perlakuan A (masukan bahan organik dari tajuk+akar), kemudlan dlikuti pada perlakuan C (tajuk), B (akar) dan terendah pada perfakuan D dan E (tanpa masukan sama sekali). Respirasi tanah dipengaruhi oleh kadar kelembaban tanah (%) dan kandungan C organik tanah (%) yang telah dikoreksi oleh tekstur dan pH tanah. Parameter organik tanah yang paling balk digunakan untuk menunjukkan perbedaan status bahan organik tanah akibat perlakuan kualitas bahan or-ganik adalah C organik terkoreksi, sedangkan untuk menunjukkan perbedaan status akibat perfakuan asal masukan bahan orctanik adalah respirasi tanah.
    Publication year

    1999

    Authors

    Wardhani C

    Language

    Indonesian

    Geographic

    Indonesia

Related publications