CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Teknik pengamatan berulang untuk menganalisis pertumbuhan dua jenis pohon karet

Export citation

RACHMAT. Teknik Pengamatan Berulang untuk Menganalisis Pertumbuhan Dua Jenis Pohon Karet. Dibimbing oleh KHAIRIL ANWAR NOTODIPUTRO dan KUSMAN SADIK. Karet merupakan sumber pendapatan petani-petani di Sumatera dan Kalimantan. Tetapi, sistem wanatani karet yang dikelola masih merupakan hutan karet alam yang produktivitas lateksnya renclah. Penelitian tentang sistem pengelolaan lahan yang lebih baik mutlak diperlukan dan biasanya percobaan yang dilakukan berlangsung cukup lama dengan pengambilan respon berulang kali. Untuk percobaan yang demikian, adanya korelasi antar peubah respon menjaclikan analisis statistika yang dilakukan akan lebih kompleks. Dalam penelitian ini, digunakan salah satu versi analisis ragam Y-aitu metode pengamatan berulang (repeated measurement), yang memperhitungkan adanya korelasi tersebut. Asumsi yang diperlukan agar uji F yang digunakan pada metode ini sah ialah kehomogenan matriks koragam tiap perlakuan clan kesimetrian majemuk dari matriks koragam gabungan. Jika kesimetrian ini dilanggar maka derajat bebas pada uji F harus dikalikan dengan Greenhouse-Geisser Epsilon. Pengaruh pemupukan P dan N serta penyiangan gulma berbeda untuk pohon karet jenis GTI clan P13260. Jenis GTI cocok dengan pemberian pupuk P dan N pada saat tanam dan P setiap tahun. Sebaliknya, penggunaan bibit pohon karet jenis PB260 cukup disertai dengan pemupukan P clan N yang dilakukan pada saat tanam saja. Pemupukan untuk kedua jenis bibit karet ini clapat disertai dengan penyiangan yang tinggi. Kemudian pada kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, karena adanya musim kemarau clan pengasapan akibat kebakaran hutan, pohon karet jenis GTI lebih tinggi pertumbuhannya clibanding dengan jenis PB260 untuk pemupukan P dan N pada saat tanam yang disertai dengan penambahan P setiap tahun atau N setiap 3 bulan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jenis GTI yang lebih tinggi dalam selang waktu Agustus 1997 sampai September 1998. Sedangkan untuk pemupukan pada saat tanam, pertumbuhan pohon karet jenis GT I dan PB260 dapat dianggap sama.
    Publication year

    1999

    Authors

    Rachmat

    Language

    Indonesian

    Geographic

    Indonesia

Related publications