CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Upaya manipulasi ketersediaan P melalui penambahan pupuk organik dan P-anorganik pada ultisol

Export citation

Ultisol memiliki kendala ketersediaan P yang rendah. Upaya mengatasinya dapat dilakukan dengan pemberian bahan organik dan pupuk P anorganik. Penyediaan bahan organik dilapangan memerlukan waktu dan biaya yang besar, maka altematif pemecahan yaitu pemanfaatan tanaman liar (Imperata cylindrica, Chromolaena odorala dan Tilhonia diversifolia). Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui upaya manipulasi ketersediaan P melalui penambahan pupuk organik dan P anorganik pada Ultisol. Percobaan dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 1998. Percobaan yang telah dilakukan terdiri dari 3 seri. Percobaan seri I : percobaan inkubasi, bertujuan untuk mengetahui laju mineralisasi P organik akibat penambahan bahan organik dan pupuk P anorganik. Percobaan seri II : percobaan pot yang ditanami jagung dengan penambahan pupuk tidak berlabel, bertujuan untuk mengetahui serapan P. Percobaan seri III : percobaan pot yang ditanami jagung dengan pupuk berlabel (p32 ), bertujuan untuk mengetahui asal. serapan P. Perlakuan terdiri dari 2 faktor yaitu pertama, jenis bahan organik (Imperata cylindrica, Chromoldena odorata dan Tithonia diversifolia) sebesar 10 Mg ha-1 . Kedua, pupuk P anorganik ( PO:O kg P ha-1 dan P I : 75 kg P ha-1). Percobaan ini menggunakan tanah 1.5 kg/pot. Berdasarkan hasil percobaan didapat bahwa kecepatan mineralisasi (K) P organik tanah meningkat (0.016 menjadi 0.036) dengan adanya penambahan bahan organik dan pupuk P anorganik (0.027 menjadi 0.034). Penurunan P organik lebih besar(1.53 mg P pot-1 sampai 36.55 mg P pot-1) daripada jumlah P yang ditambahkan dari bahan organik. P tersedia (37.35 mgP pot-1) dan serapan P tertinggi (32.14 mg P pot-1) diakibatkan oleh masukan Tithonia diversifolia dan pupuk P anorganik (75 kg P ha-1), walaupun kecepatan mineralisasi Thitonia diversifolia lebih rendah dibanding Chromolaena odorala. Serapan P didominasi (81%) oleh P dari bahan organik. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukan bahwa upaya manipulasi ketersediaan P dapat dilakukan dengan masukan Tithonia diversifolia dan pupuk P anorganik (75 kg P ha-1).
    Publication year

    1998

    Authors

    Parwi

    Language

    Indonesian

    Geographic

    Indonesia

Related publications