CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Pengaruh naungan, kompetisi serapan air dan hara tanaman pagar terhadap pertumbuhan dan produksi jagung pada ultisol daerah Lampung Utara

Export citation

Penurunan kesuburan tanah yang banyak terjadi di daerah tropika basah pada khususnya di Indonesia, diakibatkan masih banyaknya terdapat pengelolaaft lahan pertanian secara tradisional yaitu adanya sistim monokultur tanaman pangan saja yang terus menerus sepanjang tahun dan sistim ladang berpindah yang memiliki intensitas penggunaan lahannya rendah, serta adanya kebiasaan petani untuk membakar atau tidak mengembalik.an biomasa sisa panen dan lebih senang menggunakan pupuk buatan (anorganik). Akibatnya terjadi penurunan produksi tanaman yang terus menerus. Untuk itu, telah dilakukan percobaan lapang dengan sistim budidaya lorong (alley cropping), sebagai bentuk alternatif usaha tani yang menetap. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa' jenis tanaman pagar Peltophorum dasyrachis tidak mengadakan kompetisi dengan jagung, baik di bawah tanah maupun di atas tanah. Peltophorum memiliki pola sebaran akar yang tidak mendominasi dipermukaan tanah, yang memiliki total panjang akar dan berat kering akar yang kecil, serta tajuk yang mengumpul. Gliricidia sepium dan Leucaena leucocephala berkompetisi dengan jagung dalam menyerap air dan hara. Sedangkan Flemingia congesta berkompetisi dengan jagung dalam menyerap cahaya. Produksi jagung tertinggi dicapai oleh jagung yang ditanam dalam lorong Peltophorum yaitu 4.04 ton ha-' tahun-', yang setara dengan hasil pada plot pemberian pupuk 45 kg N ha-1. Ini menunjukkan bahwa Peltophorum menghemat pemberian pupuk sebesar 45 kg N ha-1.
    Publication year

    1995

    Authors

    Akiefnawati, R.

    Language

    Indonesian

    Geographic

    Indonesia

Related publications