CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Rekomendasi untuk peningkatan produksi kakao bagi petani skala kecil

Export citation

Agroforestri dan Kehutanan Sulawesi (Proyek AgFor Sulawesi) adalah proyek menghubungkan pengetahuan dan tindakan yang bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan melalui sistem agroforestri dan pengelolaan bentang lahan. Proyek AgFor didanai oleh Foreign Affair, Trade and Development (FATD) Canada sebelumnya dikenal dengan nama Canadian International Development Agency (CIDA) dan diimplementasikan di tiga provinsi di Sulawesi, Indonesia dari 2011 hingga 2016. Peningkatan produksi kakao petani kecil melalui sistem agroforestri adalah salah satu fokus utama dari proyek AgFor. Sulawesi di kenal sebagai daerah penghasil kakao utama di Indonesia dengan cakupan lahan seluas 538,760 Ha atau 68% dari luas lahan kakao nasional. Didaerah ini, kakao umumnya di usahakan oleh petani kecil dengan menggunakan sistem monokultur. Selama 10 tahun terakhir, produktifitas kakao terus menurun dari 1,000-1,500 kg/ha menjadi 500-700 kg/ha sehingga mendorong petani untuk mengganti tanaman kakao ke komoditas lain. Penurunan produksi kakao umumnya disebabkan oleh tingginya intensitas serangan hama dan penyakit, meningkatnya umur tanaman kakao, keterbatasan akses untuk bahan tanam yang berkualitas, menurunnya tingkat kesuburan tanah, dan rendahnya tingkat pengelolaan dan perawatan kebun. Bagi petani skala kecil yang membudidayakan kakao secara monokultur, penurunan produksi kakao tidak hanya berdampak pada menurunnya pendapatan secara signifikan, tetapi juga ketiadaan sumber pendapatan lain untuk bertahan hidup. Perubahan teknis budidaya dan pengelolaan kakao berbasis monokultur ke sistem agroforestri diperlukan untuk meningkatkan hasil kakao secara berkelanjutan dan menciptakan alternatif sumber pendapatan bagi petani skala kecil. Perubahan ini juga mampu meningkatkan penghidupan ekonomi makro dan lokal. Makalah ini mengelaborasi pedoman peningkatan produksi kakao untuk petani kecil dengan mengadopsi sistem agroforesti yang akan dicoba dan dipraktekkan pada kegiatan proyek AgFor Sulawesi.

Related publications