CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Pedoman budi daya cengkeh pada kebun campur

Export citation

• Cengkeh (Syzygium aromaticum) adalah tanaman asli Indonesia, yang berasal dari ‘Empat Pulau Gunung Maluku’ (Maloko Kie Raha) yang terdiri dari Ternate, Tidore, Moti, dan Makian. • Penanaman cengkeh di luar Maluku dimulai tahun 1798 ketika Inggris menduduki Bengkulu dan menanam 66 batang cengkehdi sana.• Cengkeh juga mulai berkembang di Sulawesi dengan penanaman di Sulawesi Utara pada tahun 1870.• Sementara penanaman di Afrika dilakukan oleh bangsa Perancis yang menyelundupkan bibit cengkeh dari Maluku ke Mauritius, kemudian ditanam di Zanzibar pada tahun 1818.• Pada tahun 1932, Pemerintah Hindia Belanda menanam cengkeh asal Zanzibar di Bogor, Bengkulu, Bukit Tinggi, dan Loha (Ambon).

Related publications