CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Motivasi Petani Dalam Kegiatan Penyuluhan Pengelolaan Kebun Agroforestry : Pembelajaran Dari Kabupaten Bantaeng Dan Bulukumba, Sulawesi. Balai Penelitian Teknologi Agroforestry bekerjasama dengan

Export citation

Penyuluhan agroforestri, seperti halnya penyuluhan lainnya, memiliki fungsi menjembatani ilmu pengetahuan yang dihasilkan melalui penelitian dengan aksi-aksi nyata di tingkat petani. Namun, pada kenyataannya, keterlibatan petani dalam penyuluhan agroforestri masih cukup rendah, khususnya di daerah Indonesia bagian timur seperti Sulawesi. Sehingga pengetahuan petani tentang pengelolaan agroforestri yang optimum masih terbatas. Oleh karena itu, studi ini dilakukan untuk mengetahui motivasi partisipasi petani dalam penyuluhan agroforestri, sehingga dapat digunakan dalam perancangan penyuluhan agroforestri yang mendukung tingkat partisipasi petani yang tinggi. Pengambilan data di studi ini dilakukan pada Mei-Agustus 2014 dengan metode wawancara terstruktur terhadap 131 responden petani (98 lelaki dan 33 perempuan) yang pernah mengikuti kegiatan penyuluhan agroforestri yang diadakan oleh ICRAF di Kabupaten Bantaeng dan Bulukumba, Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil wawancara, motivasi petani terlibat dalam penyuluhan agroforestri dapat dikelompokkan menjadi (1) faktor dari dalam petani berupa dorongan untuk mendapatkan ilmu (82,4%); dan (2) faktor dari luar berupa undangan atau ajakan dari teman (16,8%). Petani perempuan cenderung mengikuti penyuluhan agroforestri karena adanya dorongan internal, sedangkan bagi petani laki-laki selain dorongan internal, juga membutuhkan dorongan dari luar berupa undangan untuk mengikuti penyuluhan agroforestri. Selain itu, topik yang baru dan dibutuhkan petani (76,3%), metode praktek dan kunjungan lapang (14,5%) dan narasumber yang komunikatif dan terpercaya (9,2%) adalah tiga hal penting yang perlu diperhatikan ketika akan dilakukan perancangan bentuk penyuluhan agroforestri. Oleh karena itu, sebelum dilakukan penyuluhan agroforestri, sebaiknya dilakukan identifikasi topik baru dan diperlukan, metode penyuluhan yang disukai, dan narasumber yang komunikatif dan terpercaya. Selain itu pemberian undangan pada para petani juga penting dilakukan untuk memotivasi petani mengikuti kegiatan penyuluhan agroforestri.

Related publications