CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Karakteristik kebun agroforestri berbasis kapuk (Ceiba pentandra) di Kabupaten Bantaeng

Export citation

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) karakteristik dari kebun agroforestri kapuk, 2) alasan pemilihan dan pemanfaatan jenis pohon kayu dan buah, 3) potensi produksi buah pohon kapuk, 4) mengevaluasi kondisi terkini pengelolaan kebun agroforestri kapuk. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bonto Tiro dan Kelurahan Bonto Rita, Kabupaten Bantaeng selama 2 bulan, mulai bulan Maret-April 2014. Untuk mengetahui karakteristik kebun makan dilakukan pengukuran diameter pohon dan mengidentifikasi jenis-jenis pohon pada kebun kapuk dalam plot berbentuk lingkaran dengan jari-jari 17,8 m yang diletakkan secara purposive dalam kebun berdasarkan keterwakilan jenis-jenis pohon. Sedangkan untuk mengetahui alasan pemilihan jenis, potensi produksi buah dan kondisi terkini pengelolaan kebun kapuk dilakukan wawancara individu kepada petani pemilik kebun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Petani pada kedua desa/kelurahan menerapkan system agroforestri sederhana dan agroforestri kompleks, 2) Faktor ekonomi merupakan alasan utama bagi petani di kedua desa/kelurahan dalam memilih jenis-jenis pohon dan paling banyak memanfaatkannya sebagai sumber penghasilan, 3) Rata-rata produksi buah kapuk di desa Bonto Tiro adalah 9.914,54 kg/ha dan di kelurahan Bonto Rita sebanyak 5.917,40 kg/ha, 4) Kebun kapuk masih menarik untuk dikelola bagi petani di kelurahan Bonto Rita walaupun di Bonto Tiro terdapat 17% petani yang berniat menggantinya dengan tanaman cengkeh.
    Publication year

    2015

    Authors

    Valenthino S

    Language

    Indonesian

    Geographic

    Indonesia

Related publications