CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Kaji cepat hidrologi di daerah aliran sungai krueng Peusangan, NAD, Sumatra

Export citation

Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Peusangan merupakan DAS dalam kategori terdegradasi prioritas utama menurut data Departemen Pekerjaan Umum dan Dinas Sumber Daya Air Provinsi Aceh. Dengan kata lain, DAS Krueng Peusangan telah mengalami degradasi yang sangat parah dan berada pada prioritas tinggi untuk segera diperbaiki kondisinya. Pemerintah provinsi Aceh mengembangkan rencana strategis (RenStra) pengelolaan DAS Krueng Peusangan secara terpadu dan berkelanjutan untuk mencegah degradasi lebih lanjut. Terkait dengan pengembangan rencana tersebut, World Wildlife Funds (WWF) bekerjasama dengan World Agroforestry Centre (ICRAF) South East Asia regional programme untuk melakukan kajian hidrologi secara menyeluruh berdasarkan perspektif berbagai pemangku kepentingan dengan menggunakan metode Kaji Cepat Hidrologi/ Rapid Hydological Appraisal (RHA). Tujuan RHA adalah untuk menilai situasi hidrologi DAS berdasarkan perspektif berbagai pemangku kepentingan seperti pengetahuan ekologi masyarakat lokal ( local ecological knowledge/LEK ), pengetahuan ekologi pembuat keputusan ( policymakers ecological knowledge/PEK ) dan pengetahuan ekologi ahli hidrologi/peneliti ( hydrologist/modeler ecological knowledge/MEK ). Selanjutnya, rekomendasi hasil RHA digunakan untuk menyusun pendekatan skema imbal jasa lingkungan. Dalam kajian ini, implementasi RHA dilakukan melalui beberapa kegiatan: Kajian dan eksplorasi pengetahuan ekologi masyarakat lokal dan pengetahuan ekologi pembuat keputusan dengan fokus pergerakan air; penyebab dan konsekuensi pemilihan/perubahan penggunaan lahan di suatu bentang lahan ( lansekap ) menurut sudut pandang berbagai pihak pemanfaat DAS Krueng Peusangan, Pengumpulan dan analisa data iklim dan hidrologi DAS Krueng Peusangan, Analisa data spasial untuk memperoleh pemahaman mengenai perubahan tutupan lahan dan karakteristik DAS, Analisa pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap kesetimbangan air termasuk debit sungai DAS Krueng Peusangan menggunakan model GenRiver 2.0, dan Analisa beberapa skenario perubahan tutupan lahan yang mungkin terjadi terhadap kesetimbangan air menggunakan model GenRiver 2.0. DAS Krueng Peusangan merupakan DAS yang terletak di beberapa kabupaten yang tersusun oleh 11 sub-DAS dan Danau laut Tawar terletak di bagian hulu DAS. Curah hujan di DAS Krueng Peusangan dapat dikategorikan cukup tinggi 1848 – 2055 mm/thn. Etnis Gayo tinggal di sepanjang sungai dan di sekitar danau Laut Tawar dibagian hulu DAS Krueng Peusangan, sedangkan etnis Aceh tinggal di bagian tengah dan hilir DAS Krueng Peusangan. Etnis Gayo sebagian besar menanam padi dataran tinggi, kopi, coklat dan pinang baik sistem monokultur maupun sistem kebun campur, sedangkan etnis Aceh memancing dan menanam padi irigasi, kelapa, kelapa sawit dan kebun campur.

Related publications