s:3025:"%T Jalur perolehan-peredaran benih pohon di wonogiri dan ponorogo, jawa: sumber utama benih pohon di Indonesia %A Mulawarman %A Dianarto A %A Roshetko, J.M. %X Wonogiri, Jawa Tengah dan Ponorogo, Jawa Timur merupakan kabupaten yang bertetangga. Empatpuluh dua persen lahannya ditutupi hutan sekunder terutama terdiri dari spesies pohon eksotik yangtelah ternaturalisasi dan merupakan bagian program rehabilitasi lahan dari pemerintah. Penyediabenih yang beroperasi di wilayah Wonogiri-Ponorogo hanya 9% dari penyedia benih di Indonesia,namun mereka mampu memasok 80 – 90 % kebutuhan benih nasional. Penyedia benih Wonogiri-Ponorogo memperoleh dan menjual 1510 ton benih setiap tahun. Duapuluh empat persendiantaranya (362 ton) dipertukarkan antar penyedia, 1148 ton dijual kepada konsumen di seluruhIndonesia, dan sebagian kecil diekspor. Tujuhpuluh dua persen benih yang terjual (862 ton)dikumpulkan dari wilayah Wonogiri dan Ponorogo. Sisanya berasal dari Sumatera, Madura danNusa Tenggara. Di Wonogiri-Ponorogo benih pohon dikumpulkan berdasarkan kontrak petanidengan pedagang pengumpul maupun penhusaha benih. Pedagang pengumpul menghubungkanpetani pengumpul dengan pengusaha benih maupun perantara. Instansi pemerintah membeli 75 %benih spesies tanaman penutup tanah, Gmelina arborea, Tectona grandis, dan Leucaena leucocephalayang merupakan 85 % dari keselurtuhan benih yang terjual. Secara umum, cara pengumpulan benihmasih buruk, yang menghasilkan pengaruh negatif pada mutu benih. Untungnya, valume benih yangterkumpulkan di Wonogiri- Ponorogo sangat besar, sehingga dapat dianggap bahwa benih berasaldari banyak pohon yang yang tidak berkerabat yang yang tersebar luas di berbagai lokasi. Pedomanpengumpulan benih yang sederhana dapat membantu petani memperbaiki cara pengumpulan benihdan mutu genetik benih yang dikumpulkan. Keperdulian semua agen dan konsumen terhadap mutubenih sangat diperlukan untuk membuat pedoman tersebut dapat berguna dan diterima. Perolehandan peredaran benih memberikan pendapatan yang berarti bagi semua agen yang terlibat didalamnya. Sebagai agen yang dominan dalam memfasilitasi sebagian besar kegiatan dan asupanyang dibutuhkan untuk penyalurkan benih melalui jalur benih mulai dari hutan sampai konsumen,pengusaha benih memperoleh keuntungan terbesar. Berdasarkan laporan jumlah benih yang terjual,taksiran pendapatan pengusaha dan perantara Rp. 22 – 765 juta. Taksiran ini masih harusdikurangi lagi dengan biaya tetap, penyusutan, dan biaya-biaya tak resmi (yang sering terjadi), untukmenduga keuntungan bersih, meskipun tidak ada catatan yang akurat mengenai biaya tersebut.Petani merupakan agen yang paling banyak, kira-kira 22.500 petani ikut dalam kegiatanpengumpulan benih setiap tahun. Setiap tahun petani mendapatkan Rp. 275,000 – 795,000 darikegiatan pengumpulan benih. Jumlah tersebut merupakan 33 – 66 % pendapatan petani selamamusim kemarau. Keluarga petani yang tinggal di sekitar pengusaha benih mendapatkan pendapatantambahan dari pengolahan benih. ";