CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Burung pada agroforestri kopi di Lampung

Export citation

Di daerah tropis khususnya, beberapa jenis burung hutan mulai hilang. Hutan-hutan ditebang untuk dijadikan lahan pertanian atau tanaman industri dengan alasan karena dapat memberikan pendapatan dengan cepat dan kesempatan kerja lebih banyak dari pada hutan. Bahkan sejumlah orang melihat bahwa pertanian dapat meingkatkan pendapatan. Dengan hilangnya hutan berarti beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di hutan dalam keadaan terancam, meskipun ada beberapa yang mampu menyesuaikan diri dan melangsungkan kehidupannya di kebun petani. Jadi, tidak semua ‘fungsi hutan’ hilang akibat alih lahan; tergantung bagaimana lahan tersebut dikelola. Burung adalah kelompok hewan yang relatif mudah dikenal dan diidentifikasi di alam bebas. Mereka mempunyai peranan penting dalam suatu ekosistemalam dan juga dapat memberikan manfaat pada ekosistem pertanian yang menggantikan hutan. Masing-masing jenis mempunyai peranan yang berbeda, oleh karena itu mempertahankan keberadaan beberapa jenis merupakan hal yang penting. Beberapa masyarakat di Lampung yang diwawancarai mengatakan bahwa burung memberikan keindahan alam dan menyenangkan. Sementara, masyarakat lain mengatakan bahwa burung bermanfaat dalam penyerbukan bunga, memperbaiki kesuburan tanah atau secara umum memberikan sumbangan terhadap keberlanjutan suatu usahatani. Sebagian besar masyarakat mengatakan bahwa burung berperan dalam mengendalikan hama. Meskipun belum ada informasi secara langsung yang menyatakan bahwa populasi burung di daerah ini telah berubah, namun masyarakat yang diwawancarai mengindikasikan adanya kejadian tersebut berdasarkan pengamatan mereka. Hasil wawancara menunjukkan bahwa 79% masyarakat mengatakan bahwa populasi burung telah berkurang, sementara 71% mengatakan bahwa jenis-jenis burung yang ada saat ini telah berubah. Sepertinya, perubahan tersebut terjadi karena hilangnya hutan sebagai habitat burung dan meningkatnya penangkapan burung di daerah ini. Bagi beberapa jenis burung, perubahan hutan dianggap tidak sesuai untuk kehidupannya karena tidak ada makanan yang sesuai, tidak ada tempat untuk bersembunyi atau tidak ada tempat bertengger untuk mengintai mangsanya. Sebenarnya masyarakat setempat menyadari kejadian ini, tetapi mereka percaya bahwa burung-burung yang hilang tersebut dapat menemukan tempat hidup di hutan lain. Namun kenyataannya, alih guna hutan terjadi di seluruh Lampung, Sumatra, bahkan Indonesia. Jadi, kemana lagi burung-burung itu pergi Beberapa jenis burung yang ada di daerah ini tidak mungkin ditemukan di daerah lain karena mereka adalah endemic di Sumatra, dan jika hutan di Sumatra yang menjadi habitatnya hilang, mereka tidak dapat berpindah kemanapun juga: mereka akan menjadi langka bahkan punah untuk selamanya. Sementara itu, burung-burung yang beruntung akibat alih guna hutan adalah burung yang mampu beradaptasi pada tempat agak terbuka atau pada tempat terbuka. Jenis ini akan menjadi lebih banyak populasinya. Namun demikian, bagi ahli konservasi, jumlah yang banyak tersebut tidak dapat menggantikan burung-burung hutan yang hilang, karena jenis tersebut cenderung melimpah dan menyebar. Dengan latar belakang tersebut, kita ingin menunjukkan burung-burung apa saja yang dapat ditemukan pada tipe habitat yang berbeda pada hamparan kopi di Lampung. Kita berharap, ilustrasi ini dapat memacu dalam memberikan perlindun gan yang lebih baik terhadap burung-burung hutan, sementara masih dapat memberikan pendapatan bagi petani. Agroforestri, dimana kopi ditanam di bawah naungan pohon buah-buahan dan kayu-kayuan adalah salah satu pilihannya. Beberapa jenis burung menyukai habitat ini, seperti kita tunjukkan pada halaman-halaman selanjutnya, tetapi sebagian lagi hanya dapat tinggal di hutan
    Publication year

    2005

    Authors

    O'Connor T; Rahayu, S.; van Noordwijk, M.

    Language

    Indonesian

    Keywords

    agroforestry, ecology, forest management, indigenous knowledge, sustainable development

    Geographic

    Indonesia

Related publications