Apa yang akan kita lakukan dalam sepuluh tahun ke depan merupakan kesempatan penting untuk membentuk bumi seperti apa yang akan ditinggalkan untuk generasi masa depan, karena aksi kita hari ini akan berdampak terhadap iklim pada ribuan tahun mendatang.
Melalui dialog berkelanjutan dan bukti ilmiah yang kuat, CIFOR-ICRAF memetakan cara terbaik, yaitu: di mana, kapan dan untuk siapa saja; kami menjaga pepohonan agar tetap berada di tanah, meningkatkan tutupan pepohonan, serta mengembangkan kebijakan dan praktik iklim yang efektif, efisien-biaya, dan berkesetaraan.
Pepohonan Menjadi yang Terdepan dalam Agenda Iklim Global
Krisis iklim menjadi berita utama ketika kita mengalami tahun terpanas yang pernah terjadi di sepanjang sejarah – dan dunia akhirnya mulai menyadari pentingnya pepohonan untuk mengatasi tantangan global. Para pakar kami menanggapi diskusi yang sedang hangat dengan menyoroti risiko El Nino di Indonesia dan menawarkan panduan bagi negara-negara yang ingin mengintegrasikan bioenergi berkelanjutan ke dalam rencana energi nasional mereka. Para pakar mengusulkan pendekatan dua arah untuk memanfaatkan ‘dana besar’ baru untuk konservasi hutan tropis agar dapat mengembalikan keseimbangan Amazon dan Andes. CEO Éliane Ubalijoro menguraikan potensi peran AI dalam solusi iklim dan bersama dengan COO Robert Nasi, menggarisbawahi berbagai cara tentang bagaimana bentang alam berbasis pohon dan kesuburan tanah dapat mempercepat transisi menuju ekonomi berbasis bio.
Saksikan video
Pernyataan CIFOR-ICRAF @COP28
Mendukung Kebijakan Konservasi Lahan Gambut di Peru
Lahan gambut melepaskan gas rumah kaca dalam jumlah besar ke atmosfer ketika terganggu. Namun, lahan gambut sering diabaikan dalam kebijakan mitigasi perubahan iklim global dan nasional. Melalui intervensi jangka panjang CIFOR-ICRAF di Peru, sebuah komunitas pakar lahan gambut mulai terbentuk, dan kami secara langsung mendukung pemerintah Peru dalam mengembangkan dan menyetujui Kontribusi yang telah Ditetapkan secara Nasional (NDC) untuk mengurangi emisi dengan mencegah deforestasi di lahan gambut Amazon.
Blue Carbon Deck
Penelitian mengenai bakau terpantau masih sangat sedikit dibandingkan dengan penelitian terhadap ekosistem hutan lainnya. Untuk mengatasi ancaman yang meningkat pesat terhadap ekosistem rapuh ini – dan untuk memastikan bahwa penyerapan karbonnya diperhitungkan secara akurat dan transparan – CIFOR-ICRAF dan para mitranya meluncurkan Blue Carbon Deck, sebuah Platform Kemitraan Transformatif. Sementara itu Sustainable Wetlands Adaptation and Mitigation Program (SWAMP) telah menghasilkan lebih banyak bukti penting dari penelitian lahan basah, termasuk publikasi mengenai tantangan dan peluang mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui restorasi hutan bakau di Indonesia.
Iklim, Keanekaragaman Hayati & Hak
Selama dua minggu proses negosiasi dalam KTT Iklim PBB di Dubai (COP28), kami berhasil menerbitkan buletin harian pertama yang berjudul Iklim, Keanekaragaman Hayati & Hak yang berhasil menjangkau lebih dari 1.100 pelanggan melalui 15 edisi. Kami juga menyelenggarakan acara sampingan resmi mengenai agroforestri dan transparansi dalam pelaporan iklim. Selain itu, para delegasi kami berpartisipasi baik secara daring maupun langsung di lebih dari 50 acara lainnya dengan berbagai tema seperti kehutanan, pangan, karbon dan iklim, masyarakat adat, komoditas pohon, pertanian, rantai nilai yang berkelanjutan, dan kesehatan tanah.
Ketika Ilmu Pengetahuan Bertemu Kebijakan
Melalui 14 tahun pengalaman penelitian tentang penyebab deforestasi dan degradasi hutan, Studi Komparatif Global REDD+ (GCS REDD+) berhasil menyelesaikan fase keempatnya dengan mengadakan serangkaian dialog sains-kebijakan untuk merencanakan pengurangan emisi di Brasil, Peru, Indonesia, dan RD Kongo. Beberapa sumber daya penting untuk mendukung proses perencanaan ini telah dikembangkan, termasuk pembaharuan terhadap Basis Data Internasional mengenai Proyek dan Program REDD+ (ID-RECCO), tiga simulator yang memungkinkan pengguna untuk memperkirakan tingkat deforestasi di bawah skenario kebijakan yang berbeda, sebuah seri singkat mengenai kerangka pelindung REDD+, dan pendekatan ‘diagnosa deforestasi‘ untuk membantu para peneliti mengeksplorasi kebijakan mana yang paling berhasil meski dalam konteks yang berbeda.
Saksikan video
Juan Pablo Sarmiento Barletti dan Anne Larson tentang kesetaraan, tenurial, dan iklim
Saksikan video
Christopher Martius tentang REDD+
Pasar Karbon: Potensi dan Jebakan
Meningkatnya pengkajian terhadap skema kredit karbon di sepanjang tahun 2023 telah memantik para pakar kami untuk berpendapat. Memiliki latar belakang lebih dari satu dekade kepakaran di bidang REDD+ dan penelitian terkait, kami membahas meluasnya kekhawatiran atas klaim yang dilebih-lebihkan, masalah terkait tambahan, peran peraturan pemerintah, potensi ‘kredit karbon biru‘, dan bagaimana metode penghitungan baru dapat membangun kembali kepercayaan terhadap pasar karbon hutan.
Dialog tentang Hutan, Pertanian dan Perdagangan Komoditas (FACT)
Dialog antar pemerintah ini menunjukkan kemajuan dalam mengatasi krisis iklim dan keanekaragaman hayati melalui penggalakan perdagangan internasional berkelanjutan untuk komoditas pertanian utama, seperti: kelapa sawit, kedelai, kakao, daging sapi, dan kayu. CIFOR-ICRAF yang bermitra dengan negara-negara anggota FACT lainnya, meluncurkan Laporan Kemajuan Dialog FACT 2023 pada COP28, yang merincikan kemajuan menuju tujuan bersama, yaitu pembangunan dan perdagangan lestari sekaligus melindungi hutan dan ekosistem penting lainnya.
Meredam Kebakaran Lahan Gambut
Upaya berkelanjutan untuk mengatasi polusi kabut asap lintas batas di kalangan anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tengah kami lakukan. Selain itu dihadirkan pula dialog kebijakan utama yang mempertemukan perwakilan tiap negara untuk mengembangkan Peta Jalan Bebas Kabut Asap ASEAN Kedua (2023-2030). Kami juga menyelenggarakan sebuah lokakarya awal untuk mengembangkan pedoman pemetaan dan pendugaan area terbakar di seluruh kawasan terkait, serta mensponsori bersama sebuah sesi tentang membuka investasi swasta bagi restorasi lahan gambut di Pekan Iklim Asia Pasifik.
Sementara itu dalam pekerjaan kami terkait restorasi lahan gambut berbasis masyarakat dan pengembangan bisnis berkelanjutan, kami juga telah menerbitkan pedoman dan sebuah toolbox yang disusun secara kolaboratif dengan masyarakat setempat.