Sampel mereka mencakup 6.741 desa dengan 107.486 rumah tangga dari Sumatra hingga Papua. Dengan menggunakan model regresi efek campuran, mereka kemudian mengestimasi kaitan antara lokasi tempat tinggal rumah tangga pesisir dengan tingkat konsumsi ikan segar mereka.
“Kami ingin mengetahui apakah ada manfaat penting ketahanan pangan atau gizi bagi masyarakat yang tinggal di dekat hutan mangrove untuk melihat; apakah mereka punya alasan kuat untuk melindungi hutan mangrove dan apakah ada biaya yang tak terlalu terlihat dalam penebangan hutan mangrove untuk menggantinya dengan penggunaan lahan lain seperti area akuakultur,” kata Mulia Nurhasan, ilmuwan pangan dan gizi di CIFOR-ICRAF yang menjadi salah satu peneliti dalam riset ini.