
Pusat agroforestri internasional (ICRAF) bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kubu Raya menggelar lokakarya selama tiga hari mulai 31 Januari sampai 2 Februari 2023. Lokakarya multipihak kali ini untuk pengembangan peta jalan demi penerapan model bisnis dengan menggunakan kerangka outcome mapping.
Pengembangan peta jalan untuk implementasi model bisnis dengan menggunakan kerangka outcome mapping dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama mencakup Desa Bengkarek, Pasak, dan Sungai Asam, sedangkan tahap dua mencakup Desa Permata, Radak Dua, dan Kubu.
Dalam lokakarya tersebut, juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara tiga Ketua tim kerja desa (TKD) Bengkarek, Pasak dan Sungai Asam dengan para pihak. Selain itu, juga berlangsung deklarasi kesepakatan peningkatan penghidupan berwawasan lingkungan (KP2BL) di Kabupaten Kubu Raya.
Terkait penandatanganan kerja sama, Dr. Subekti Rahayu, Koordinator Paket Kerja 3 Peat-IMPACTS ICRAF-Peningkatan Penghidupan Masyarakat mengatakan hal itu mengikuti konsep pembangunan kepong bakol dari Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan. Melalui penandatangan kerja sama tersebut, akan dapat mempertemukan berbagai pihak mulai dari pemerintah, swasta dan masyarakat di tingkat petani.
“Ke depannya kegiatan yang akan kita lakukan ini akan lebih terintegrasi,” ujar Rahayu kepada awak media usai kegiatan di Kubu Raya, Kamis (2/2/2023).
ICRAF, kata Rahayu, akan memfasilitasi berbagai kegiatan yang terkait dengan impelementasi model usaha tani yang sudah dibangun di enam desa. Misalnya memberikan pelatihan atau memfasilitasi kegiatan pelatihan dan menghubungkan dengan narasumber-narasumber terkait.
“ICRAF akan menjembatani,” katanya, menegaskan.