CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR-ICRAF menerbitkan lebih dari 750 publikasi setiap tahunnya mengenai agroforestri, hutan dan perubahan iklim, restorasi bentang alam, pemenuhan hak-hak, kebijakan hutan dan masih banyak lagi – juga tersedia dalam berbagai bahasa..

CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Suivi des clauses sociales en République démocratique du Congo 2011-2020

Ekspor kutipan

Le système des clauses sociales trouve ses origines dans les accords (verbaux ou plus rarement écrits) que les exploitants des forêts du bassin du Congo arrêtaient avec les populations riveraines de leurs anciennes licences ou permis d’exploitation. Ce système existait bien avant que les lois forestières adoptées après le Sommet de Rio en 1992 viennent institutionnaliser cette pratique, inspirée d’une approche de financement du développement local par le biais de l’exploitation des ressources naturelles. Plus particulièrement, l’approche consiste à promouvoir la foresterie sociale – dans le cadre plus large du concept de gestion durable mise en œuvre à travers l’adoption du plan d’aménagement forestier – par le recours aux contributions financières des concessionnaires forestier.
Download:

Publikasi terkait