CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR-ICRAF menerbitkan lebih dari 750 publikasi setiap tahunnya mengenai agroforestri, hutan dan perubahan iklim, restorasi bentang alam, pemenuhan hak-hak, kebijakan hutan dan masih banyak lagi – juga tersedia dalam berbagai bahasa..

CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

West Papua, Indonesia: Low-emission rural development (LED-R) at a glance

Ekspor kutipan

  • Forests cover 90% of West Papua (WP) with lowest historical deforestation rates in Indonesia; WP commits to maintain at least 70% as protected areas through Manokwari Declaration (MD) & Special Regulation on Sustainable Development
  • Special Autonomy (SA) status allows provincial government regulation-making abilities, more decision-making authority considering local context & access to funding from central government through 2021
  • ~13% provincial GDP growth from 2003-2012, due in part to growth in natural gas industry [BP Indonesia Tangguh liquid natural gas (LNG) project] & related sectors, & government spending following creation of province
  • WP rural poverty rate (35%; 2017) is more than 2x the national average & wealth is concentrated in urban areas; infrastructure development aims to promote equitable wealth distribution
  • In 2015-2016, degraded peatlands accounted for 50-55% more emissions than forest clearing

Download:

Publikasi terkait