CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR-ICRAF menerbitkan lebih dari 750 publikasi setiap tahunnya mengenai agroforestri, hutan dan perubahan iklim, restorasi bentang alam, pemenuhan hak-hak, kebijakan hutan dan masih banyak lagi – juga tersedia dalam berbagai bahasa..

CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Social differentiation in climate change adaptation: One community, multiple pathways in transitioning Kenyan pastoralism

Ekspor kutipan

Climate change adaptation literature on pastoralists often embraces a systems approach that uses aggregate analysis, giving a false assumption of community homogeneity. It assumes that a pastoral community is a coherent unit, an assumption that does not adequately capture the increasingly differentiated adaptation pathways. Analyzing key adaptation practices among Maasai (agro-) pastoralists’ of Laikipia County, we outline how wealth, age and gender differentiate actors’ adaptation pathways. We argue that adaptation pathways are political processes highly negotiated by these elements of social differentiation and that individual actors adaptation opportunities are substantially shaped by their social positions. Additionally, we make the case for using adaptation practices as focal points for adaptation pathways research because this methodological choice allows unpacking who, why and how questions in the uptake of emerging technical adaptation practices, especially how they are influenced by individual social positions of wealth, age and gender.

DOI:
https://doi.org/10.1016/j.envsci.2020.08.010
Skor altmetrik:
Jumlah Kutipan Dimensi:

    Tahun publikasi

    2020

    Penulis

    Ng'ang’a, T.W.; Crane, T.A.

    Bahasa

    English

    Kata kunci

    climate change, gender, local community, pastoralism

    Geografis

    Kenya

Publikasi terkait