CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR-ICRAF menerbitkan lebih dari 750 publikasi setiap tahunnya mengenai agroforestri, hutan dan perubahan iklim, restorasi bentang alam, pemenuhan hak-hak, kebijakan hutan dan masih banyak lagi – juga tersedia dalam berbagai bahasa..

CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Dr. Kuswata Kartawinata (3 Juni 1936 – 17 November 2024)

Dr. Kuswata Kartawinata, yang akrab disapa “Pak Kus”, adalah seorang ahli botani, ahli ekologi, dan mentor Indonesia yang disegani yang mengabdikan hidupnya untuk mempelajari dan melindungi keanekaragaman hayati tropis. Lahir di Garut, Jawa Barat, ia menghabiskan puluhan tahun bekerja untuk memahami dan melestarikan ekosistem unik Indonesia.

Dr. Kartawinata punya peran penting di Center for International Forestry Research (CIFOR), khususnya di Wanariset Bulungan (BRF), saat area hutan itu masih menjadi bagian wilayah Kalimantan Timur (sekarang Kalimantan Utara). Ia menjabat sebagai direktur BRF sejak 1998 hingga 2003. Selama masa tugasnya di sana, ia memimpin upaya untuk mengembangkan cara-cara berkelanjutan dalam mengelola hutan seluas 321.000 hektare, yang kaya akan flora dan fauna. Ia berupaya menemukan solusi untuk berbagai tantangan seperti penebangan selektif dan tekanan komersial, serta mendorong praktik-praktik yang menyeimbangkan pemanfaatan hutan dengan konservasi.

Penelitiannya telah membawanya mendapat pengakuan internasional dan meraih Penghargaan Karya Satya yang bergengsi dari Indonesia. Dr. Kartawinata bukan sekadar seorang ilmuwan, melainkan juga seorang guru dan pembimbing, yang telah menginspirasi banyak orang melalui karya dan publikasinya. Ia selalu dan akan sangat dirindukan oleh semua orang yang pernah berkesempatan untuk bekerja dan berinteraksi dengannya. Warisan dan kontribusinya terhadap sains dan konservasi akan terus hidup melalui karyanya di bidang taksonomi tumbuhan, ekologi hutan, dan konservasi keanekaragaman hayati.