CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR-ICRAF menerbitkan lebih dari 750 publikasi setiap tahunnya mengenai agroforestri, hutan dan perubahan iklim, restorasi bentang alam, pemenuhan hak-hak, kebijakan hutan dan masih banyak lagi – juga tersedia dalam berbagai bahasa..

CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Pemanfaatan penginderaan jauh dan SIG untuk analisis neraca air: Studi kasus DAS Way Besai, Lampung Barat

Ekspor kutipan

Perubahan penutupan lahan dari hutan menjadi berbagai penutup lahan lainnya terjadi secara besar-besaran di Sumberjaya Lampung antara tahun 1973-2000. Areal hutan yang cukup luas pada tahun 1973 yaitu 186.99 km2 telah berkurang menjadi 92.435 km2 pada tahun 2000. Pada tahun 1986 luas tanaman kopi 40%, sedangkan tahun 2001 luas tanaman kopi tercatat 71%. Dengan kata lain, di daerah ini terjadi perubahan hutan dan belukar menjadi kopi seluas 29% (Ekadinata, 2001).
    Tahun publikasi

    2004

    Penulis

    Sariwulan B

    Bahasa

    Indonesian

    Geografis

    Indonesia

Publikasi terkait