CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR-ICRAF menerbitkan lebih dari 750 publikasi setiap tahunnya mengenai agroforestri, hutan dan perubahan iklim, restorasi bentang alam, pemenuhan hak-hak, kebijakan hutan dan masih banyak lagi – juga tersedia dalam berbagai bahasa..

CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia (IRED)

Ekspor kutipan

Haharu adalah kecamatan yang terletak di pulau Sumba tepatnya di sebelah utara Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Daerah ini berbukit dan memiliki curah hujan yang rendah serta kondisi alam yang kritis dengan tutupan lahan berupa padang rumput. Masyarakat Haharu tergolong miskin dengan pendapatan rumah tangga pada tahun 2013 sebesar Rp.6.698.435 per tahun. Lebih dari 80% masyarakat Haharu bermatapencaharian sebagai petani. (Haharu dalam Angka 2015). Jenis tanah di Haharu adalah vertisol dengan karakteristik tanah hitam dan kandungan tanah liat yang tinggi: pada musim kemarau yang panjang lahan menyusut dan retak; pada musim hujan pendek, lahan menjadi licin dan tersumbat. Dengan kedalaman tanah yang dangkal karena batuan dan batu kapur, kedalaman rata-rata lahan subur hanya 20–30 cm. Selain itu, banyak jenis tanaman yang sulit tumbuh di tanah dengan kandungan tanah liat tinggi. Beberapa dekade yang lalu, berbagai jenis pohon asli tumbuh di Haharu, seperti cendana (Santalum album), lobung (Decaspermium sp.), injuwatu (Pleiogynium timorense) dan kosambi (Schleichera oleosa) namun saat itu pohon-pohon ini dipanen secara berlebihan sehingga lahan menjadi dataran luas dan gersang sehingga menjadi pemandangan yang biasa terlihat saat ini.
    Tahun publikasi

    2022

    Penulis

    World Agroforestry

    Bahasa

    Indonesian

    Kata kunci

    agroforestry, land scape, soil fertility

    Geografis

    Indonesia

Publikasi terkait