CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR-ICRAF menerbitkan lebih dari 750 publikasi setiap tahunnya mengenai agroforestri, hutan dan perubahan iklim, restorasi bentang alam, pemenuhan hak-hak, kebijakan hutan dan masih banyak lagi – juga tersedia dalam berbagai bahasa..

CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Keragaman Jenis Anakan Tumbuhan Berkayu pada Wanatani Karet: Pengaruh Umur dan Intensitas Manajemen.

Ekspor kutipan

Indonesia, satu dari tujuh negara megadiversitas di dunia, memiliki tingkat keragaman hayati yang tinggi: 11% jenis tumbuhan berbunga, 10% jenis mamalia, 16% jenis burung, 26% reptilia dan amfibia serta 25% jenis ikan laut dan air tawar dari seluruh jenis yang ada di dunia (Kophalindo, 1995). Khusus untuk Pulau Sumatera, terdapat 17 marga tumbuhan endemik (Whitten et al. , 1987) dan ribuan jenis yang non endemik. Di antara jenis tersebut terdapat 86 famili yang terdiri dari 364 marga yang memiliki sekurang-kurangnya satu jenis pohon yang berukuran besar dengan diameter 35 cm atau tinggi 20 m (Whitmore dan Tantra, 1986). Kekayaan alam tersebut saat ini sedang menghadapi ancaman kepunahan dengan berbagai sebab, baik pada tingkat lokal, regional maupun global (Primack et al. , 1998)

Publikasi terkait