CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR-ICRAF menerbitkan lebih dari 750 publikasi setiap tahunnya mengenai agroforestri, hutan dan perubahan iklim, restorasi bentang alam, pemenuhan hak-hak, kebijakan hutan dan masih banyak lagi – juga tersedia dalam berbagai bahasa..

CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Perancangan Pendanaan Konservasi di Lanskap Gambut

Ekspor kutipan

Ekosistem gambut Sumatera Selatan merupakan habitat flora fauna hutan Dipterocarp dataran rendah. Ekosistem gambut pesisir timur Kabupaten Ogan Komering Ilir, yaitu lanskap Sugihan, dikenal sebagai habitat satwa mamalia besar, seperti gajah Sumatera. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang merupakan satwa kritis yang terancam punah (IUCN, 2011). Konflik manusia dengan gajah liar merupakan salah satu persoalan utama konservasi gajah. Deforestasi menurunkan luasan dan memicu fragmentasi habitat. Konflik umumnya terjadi pada ruang yang tumpang tindih antara manusia dan gajah seperti pada area transmigrasi, perkebunan, dan HTI. Kajian ini menyajikan pedoman perancangan model bisnis dan pendanaan konservasi di skala lanskap dengan fokus keanekaragaman hayati mega spesies gajah.

Publikasi terkait