CIFOR-ICRAF s’attaque aux défis et aux opportunités locales tout en apportant des solutions aux problèmes mondiaux concernant les forêts, les paysages, les populations et la planète.

Nous fournissons des preuves et des solutions concrètes pour transformer l’utilisation des terres et la production alimentaire : conserver et restaurer les écosystèmes, répondre aux crises mondiales du climat, de la malnutrition, de la biodiversité et de la désertification. En bref, nous améliorons la vie des populations.

CIFOR-ICRAF publie chaque année plus de 750 publications sur l’agroforesterie, les forêts et le changement climatique, la restauration des paysages, les droits, la politique forestière et bien d’autres sujets encore, et ce dans plusieurs langues. .

CIFOR-ICRAF s’attaque aux défis et aux opportunités locales tout en apportant des solutions aux problèmes mondiaux concernant les forêts, les paysages, les populations et la planète.

Nous fournissons des preuves et des solutions concrètes pour transformer l’utilisation des terres et la production alimentaire : conserver et restaurer les écosystèmes, répondre aux crises mondiales du climat, de la malnutrition, de la biodiversité et de la désertification. En bref, nous améliorons la vie des populations.

CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Deforestasi dan Degradasi Hutan di Kutai Barat, Indonesia

Exporter la citation

Dalam upaya penurunan emisi CO2 untuk program Reducing Emissions from Deforestation and Degradation plus conservation (REDD+) dan Rencana Aksi Daerah penurunan Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) maka estimasi perubahan penggunaan/tutupan lahan, deforestasi dan degradasi hutan merupakan informasi yang penting untuk dikaji. Selama 1990-2005, konversi hutan menjadi penggunaan lahan lain di Indonesia mencapai 23%, dari 128,72 juta hektar pada tahun 1990 menjadi 99,6 juta hektar pada tahun 2005. Sampai dengan tahun 2005 tercatat bahwa 40% (38,5 juta hektar) tutupan hutan merupakan hutan bekas tebangan, akibat kegiatan penebangan dan aktivitas ekstraksi kayu lainnya (Ekadinata et al, 2011).Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi yang berkomitmen untuk menurunkan emisi dari sektor berbasis lahan. Menurut Governors Climate and Forest (GCF) Task Force of Indonesia (2013) selama periode 2006-2011, deforestasi di Kalimantan Timur mencapai 0,88 juta hektar dengan penyebab utama adalah penebangan illegal dan kegiatan pertambangan. Dengan adanya komitmen pemerintah provinsi untuk menurunkan emisi, maka setiap kabupaten di provinsi, termasuk kabupaten-kabupaten di Kalimantan Timur juga diharapkan membangun inisiatif untuk menurunkan emisi.Kabupaten Kutai Barat yang pada tahun 2012 dimekarkan menjadi Mahakam Ulu dan Kutai Barat adalah kabupaten di Kalimantan Timur yang menjadi fokus kajian ini antara tahun 2011-2012 (Gambar 1). Kabupaten ini berada pada koordinat 113° 45’ 05” – 116° 31’ 19” BT dan diantara 1° 31’ 35” LU and 1° 10’ 16” LS. Total luasan kabupaten ini mencapai 31,629 km2, berada pada ketinggian antara 0 – 1500 m di atas permukaan laut (dpl). Topografinya didominasi oleh daerah pegunungan hingga mencapai 50%, terutama di bagian utara kabupaten yang saat ini menjadi Kabupaten Mahakam Ulu. Bagian utara ini merupakan hulu Sungai Mahakam dan juga bagian dari Heart of Borneo (HoB), yaitu zona yang ditetapkan sebagai zona yang memiliki nilai konservasi tinggi (NKT) di Pulau Kalimantan.

Publications connexes